Departemen Informatika UNDIP Hadirkan Dosen Tamu Internasional: Kembangkan Keterampilan HPC (High Performance Computing) untuk Buka Peluang Global
Posted on: 2025-06-12 14:32:29
Departemen Informatika, Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Universitas Diponegoro kembali menyelenggarakan kuliah tamu internasional sebagai bagian dari program Visiting Professor. Kegiatan ini memiliki tema “Developing High Performance Computing (HPC) Skills to Open Doors for Opportunity”, yang dipilih secara strategis untuk merespons semakin pentingnya peran High Performance Computing (HPC) dalam ekosistem teknologi masa kini. HPC telah menjadi infrastruktur utama bagi berbagai inovasi kritis seperti kecerdasan buatan (AI), pemodelan iklim, pengolahan data genomik, hingga simulasi ilmiah berskala besar. Tren ini tercermin dari penganugerahan ACM Prize in Computing selama dua tahun berturut-turut kepada peneliti di bidang HPC yaitu Torsten Hoefler (2024) atas kontribusinya pada sistem komputasi untuk AI dan Amanda Randles (2023) atas inovasi metode HPC untuk aplikasi kesehatan.
Sebagai pembicara utama kuliah tamu ini, hadir Worawan Diaz Carballo (Marungsith), Ph.D. dari Thammasat University, Thailand. Dengan latar belakang penelitian di bidang HPC, sistem terdistribusi, dan penerapan AI di sektor pertanian, Dr. Worawan membagikan wawasan mendalam tentang urgensi penguasaan keterampilan HPC. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom pada hari Selasa, 27 Mei 2025, jam 13.00–16.00 WIB. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari Universitas Diponegoro, tetapi juga mitra dan kolega internasional meliputi peneliti dan akademisi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Batangas State University (Filipina), Department of Science and Technology – Advanced Science and Technology Institute (DOST-ASTI, Filipina), Kyoto University (Jepang), dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Dalam sesi pemaparannya, Dr. Worawan memperkenalkan apa itu HPC dan menjelaskan juga bahwa keterampilan HPC mencakup lebih dari sekadar pemrograman teknis. Beliau menekankan pentingnya pola pikir arsitektural dan spasial, kemampuan untuk merancang sistem berskala besar secara menyeluruh dan kolaboratif. Sebagai analogi, beliau mengaitkannya dengan permainan Minecraft. Pada permainan tersebut diajarkan prinsip-prinsip perancangan sistem modular yang kompleks. Menurutnya, pendekatan seperti ini sangat relevan karena superkomputer saat ini telah mencapai kapasitas komputasi exaflop, bahkan melampaui kemampuan otak manusia dalam pemrosesan data tertentu.
Dr. Worawan juga menyoroti sejumlah aplikasi nyata dari teknologi HPC. Ia mengulas contoh seperti simulasi struktur 3D virus COVID-19 oleh superkomputer NVIDIA, serta proyek besar Destination Earth dari Uni Eropa yang bertujuan membangun digital twin planet Bumi untuk mendukung kebijakan mitigasi bencana dan perubahan iklim. Dalam konteks geopolitik teknologi, beliau menekankan pentingnya kedaulatan digital. Beliau mencontohkan European Processor Initiative (EPI) dan keberhasilan Jepang membangun superkomputer Fugaku secara mandiri menggunakan teknologi lokal, termasuk prosesor 64FX dan interkoneksi TOFU.
Dalam konteks pendidikan, Dr. Worawan mendorong mahasiswa untuk mulai menjelajahi teknologi HPC sejak dini. Beliau mengajak mahasiswa untuk terlibat dalam kompetisi ilmiah internasional, yang seringkali memberikan akses langsung ke superkomputer global tanpa biaya. Beliau juga membagikan pengalaman pribadinya mengikuti enam sekolah internasional HPC dalam lima tahun terakhir, serta mendampingi mahasiswa Thailand meraih penghargaan di ajang Asia Pasifik. Beliau menegaskan bahwa keterampilan HPC bersifat lintas disiplin dan sangat relevan di berbagai sektor, seperti ilmu komputer, fisika, kesehatan, hingga keberlanjutan lingkungan.
Menutup sesi, Dr. Worawan menyampaikan refleksi bahwa HPC dan AI kini menjadi infrastruktur penting yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern, layaknya listrik. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi membawa tantangan baru, seperti isu privasi, etika penggunaan AI, dan kesenjangan kebijakan yang belum mampu mengimbangi laju inovasi. Oleh karena itu, penguasaan teknologi ini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan utama untuk membentuk masa depan.
Acara ini dipandu oleh Prajanto Wahyu Adi, M.Kom., dosen Departemen Informatika FSM UNDIP, dan berlangsung secara interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta. Kegiatan kuliah tamu ini tidak hanya memperkaya pemahaman teoritis mahasiswa, tetapi juga membuka cakrawala baru mengenai prospek penelitian dan pengembangan karier global. Program Visiting Professor menjadi salah satu kegiatan pendukung dalam Upaya membangun jejaring internasional, meningkatkan daya saing lulusan, dan mewujudkan ekosistem pendidikan berkelas dunia sesuai visi World Class University (WCU).